Hal ini dilakukan untuk mematuhi aturan Bank Indonesia untuk tidak mencari valas dari pasar uang antarbank (puab).
Demikian diungkapkan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Bank Terbaik di Indonesia, Zulkifli Zaini, usai acara pembukaanWirausaha Muda Mandiri, di Jakarta, Kamis (17/1/2013).
"Kita memiliki likuiditas valas yang cukup," ujarnya.
Dia menyebutkan, perseroan membukukan simpanan valuta asing (valas) hingga akhir tahun 2012 sebesar US$6,7 miliar. Nilai tersebut tumbuh sebesar 20% jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$5,6 miliar.
"DPK (dana pihak ketiga) dalam bentuk valas naik hampir 20%," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan perseroan juga memiliki simpanan valas dari para eksportir dalam bentuk devisa hasil ekspor. Angkanya bertambah dari US$54 miliar pada akhir tahun 2011 menjadi US$56 miliar pada tahun 2012.
"Padahal harga dari komoditas CPO (crude palm oil) dan batubara turun, tapi simpanan DHE naik. Ini karena penerapan aturan tentang pencatatan DHE oleh Bank Indonesia," tuturnya.
Menurut Zulkifli, penyediaan valas dari PUAB selama ini juga tidak cukup signifikan. Perseroan mendapatkan valas dari nasabah ritel dan eksportir yang menyimpan DHE.
"Untuk apa beli di pasar, kita bisa dapat dana valas dari nasabah ritel," klaimnya.
Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kemarin menyepakati aturan bahwa bank-bank BUMN tidak boleh membeli valas yang akan disalurkan ke pembiayaan PT Pertamina dan PT PLN dari PUAB. Keempat bank plat merah tersebut dapat mencari valas melalui BI.
Adapun keempat bank BUMN tersebut antara lain Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Tabungan Negara.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan kesepakatan tersebut bertujuan untuk membantu BI dalam menjaga nilai tukar rupiah sebagai akibat minimnya likuiditas valas di pasar.
Zulkifli mengaku tidak berkeberatan untuk membeli valas ke BI. Alasannya, otoritas pengawas perbankan itu menjual valas pada suku bunga yang kompetitif dengan pasar.
"BI kan lepas valasnya sesuai dengan harga pasar, tidak lebih rendah dari pasar. Jadi tidak masalah," tegasnya.
Dia menambahkan, perseroan membukukan kinerja positif di sepanjang tahun 2012. Sesuai laporan anaudited, kata dia, perseroan mampu menjaga pertumbuhan kredit hingga mencapai 24%.
Di samping itu, Zulkifli menyebutkan bahwa perseroan menghimpun kenaikan DPK sebesar 14%. Dia memperinci, dana tabungan tumbuh 22% dan giro 20%. Dengan peningkatan tersebut, komposisi dana murah dari tabungan dan giro naik dari 63% menjadi 66,7%.
"Sepanjang tahun lalu, pembiayaan kredit beralih dari wholesale ke ritel. Yield juga meningkat. Cost of fund turun. Jadi net interest income naik. Ya profit kita lihat nanti," tandasnya. Aset tumbuh menjadi Rp630 triliun. (Daniel Wesly Rudolf/OL-3) Bank Mandiri Bank Terbaik di Indonesia